Kesiapan Industri 4.0 Indonesia dipresentasikan di Swiss
By Admin
nusakini.com--“Revolusi Industri 4.0 tidak hanya berpotensi luar biasa dalam merombak industri, tapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Indonesia telah menyusun Peta Jalan ‘Making Indonesia 4.0’ yang memberikan arah dan strategi jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa yang akan datang,” ujar Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad pada 23rd Annual General Meeting atau pertemuan tahunan Swiss-Asia Chamber of Commerce (SACC) di Zurich, pekan lalu. “Peta Jalan Making Indonesia 4.0, berfokus pada lima sektor utama, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektonik.”
Selain dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Swiss, pertemuan tahunan SACC ke-23 dihadiri oleh para duta besar dari negara-negara Asia, antara lain Malaysia, Veitnam, Thailand, Filipina, Uzbekistan, Mogolia, dan Taiwan. Acara tahunan ini dihadiri oleh sekitar seratus anggota SACC yang terdiri dari kalangan perusahaan, perbankan, dan pelaku usaha terkemuka di Swiss.
Pada diskusi panel bertema “The challenges ASEAN is facing with the Fourth Industrial Revolution” ini masing-masing kepala perwakilan mempresentasikan kesiapan negaranya masing-masing dalam menghadapi revolusi industry digital ini. Filipina mengutarakan tentang industri financial technology (fintech) bagi para pekerja migran Filipina di seluruh dunia, Thailand mengundang investasi dan izin bagi tenaga kerja asing masuk ke Negeri Gajah Putih, dan Vietnam bersiap-siap menjadi tuan rumah untuk World Economy Forum tingkat Asia.
Patrick Kriesemer, vice presiden SACC, mengatakan, “Acara tahunan ini rutin diadakan sejak SACC berdiri tahun 1995 dengan tujuan untuk menjadi ajang sharing dan update negara-negara Asia bagi kalangan bisnis di Swiss, khususnya para anggota SACC.”
Pada sesi diskusi, para anggota SACC terlihat sangat antusias menyampaikan concern dari para pengusaha Swiss terhadap masing-masing negara Asia. Khusus untuk Indonesia, tekanan rupiah belakangan ini menjadi perhatian serius bagi kalangan bisnis di Swiss dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesinambungan dunia usaha, juga kesiapan Indonesia menghadapi revolusi industry 4.0.
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari para pengusaha itu, Dubes Muliaman menyampaikan bahwa di samping memiliki peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’, Indonesia juga memiliki 10 prioritas nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia, terdiri dari perbaikan alur aliran barang dan material, desain ulang zona industry, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability), memberdayakan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.
“Melalui komitmen serta partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, kemitraan dengan pihak swasta dan pelaku industri terkemuka, investor, institusi pendi¬dikan lembaga riset, Indonesia yakin dapat memenangkan Industry 4.0 dengan sukses,” tutur Duta Besar RI yang juga guru besar Universitas Diponegoro itu. (p/ab)